Universitas Ford De Kock Perkuat Kolaborasi Global, Siap Buka Program Doktoral pada 2026
Bukittinggi —Universitas Fort De Kock kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus yang adaptif, berdampak, dan berorientasi global. Dalam acara wisuda yang digelar hari ini 18 November 2026 di Aula Kampus Universitas Fort De Kock.
Rektor Prof. Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd., Ns., M.Kes., menyampaikan sejumlah pencapaian strategis sekaligus arah baru lembaga dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam pidatonya, Rektor menegaskan bahwa kampus terus melakukan penyesuaian dengan perkembangan lingkungan akademik modern. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai kerja sama internasional dengan kampus-kampus luar negeri yang selama ini memberikan respons positif dari komunitas akademik global.
“Universitas Fort De Kock mendapat sambutan yang sangat baik dari dunia luar, terutama melalui kerja sama akademik dan riset. Ini menjadi bukti bahwa kampus kita semakin dipercaya di level internasional,” ujar Rektor.
Sejalan dengan meningkatnya kepercayaan tersebut, Universitas Fort De Kock juga mengumumkan rencana besar untuk membuka program doktoral pada tahun 2026. Langkah ini diambil sebagai bentuk percepatan pengembangan keilmuan dan perluasan kontribusi riset kampus.
Saat ini Universitas Fort De Kock memiliki dua profesor dan empat belas doktor yang menjadi kekuatan utama dalam pengembangan akademik. Dengan dukungan tenaga ahli tersebut, kampus optimistis dapat menghadirkan pendidikan doktoral yang berkualitas dan kompetitif.
Rektor turut menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang humanis. Oleh karena itu, kampus secara resmi menerapkan metode Happy Learning, sebuah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kenyamanan, kreativitas, dan kebahagiaan mahasiswa.
Sementara itu Pembina Yayasan Universitas Fort De Kock, Drs. Zainal Abidin, MM, menyampaikan bahwa salah satu keistimewaan kampus adalah metode pembayaran uang kuliah yang dilakukan setiap bulan, sehingga lebih meringankan masyarakat.
Ia menambahkan bahwa sejak masa pandemi COVID-19 hingga saat ini, kampus tidak pernah menaikkan uang kuliah sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi ekonomi orang tua mahasiswa.
Selain itu, ia menegaskan bahwa seluruh aset kampus dibangun atas nama yayasan, bukan atas nama pribadi pembina atau pendiri yayasan. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga transparansi, profesionalisme, dan keberlanjutan lembaga.
Drs. Zainal Abidin juga mengimbau pemerintah agar setiap persoalan dalam dunia pendidikan dapat diselesaikan melalui musyawarah, demi menjaga suasana akademik yang damai dan konstruktif.
Sementara itu Walikota Bukittinggi yang diwakili staf ahli Efriadi menyampaikan dukungan atas keberadaan Universitas Ford De Kock karena sejalan dengan program Bukittinggi Gemilang.
Acara wisuda berlangsung khidmat dengan kehadiran para wisudawan, orang tua, dosen, serta tamu undangan dari berbagai institusi mitra.
Pewarta : Z
Posting Komentar